Berbagi Pengalaman
Menerbitkan Buku
Resume
Kuliah Pertemuan keempat
Belajar
Menulis Gelombang 12
Pertemuan
4 :
Senin, 08 Juni 2020
Waktu :
Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Ibu Emi Sudarwati
Topik : Berbagi Pengalaman
Menerbitkan Buku
Peresume : Dra. Arnita Budi Siswanti,
M.Hum
(arnita.znt@gmail.com)
Pada tahun 2013. Ibu Emi Sudarwati bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro, PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Di sana penulis banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior. Seperti: JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro), Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya Ibu Emi Sudarwati mendapatkan pencerahan. Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Number).
Pada
awal tahun 2014 ini terbitlah Kumpulan Cerkak karya Ibu Emi Sudarwati dan Siswa
SMPN 1 Baureno dengan judul buku “LUNG”. Pada penghujung tahun 2014. Kembali bekerja sama dengan PSJB, beliau
bersama siswa SMPN 1 Baureno menerbitkan buku. Tidak berhenti sampai di situ, karya-karya
ini juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan,
bahkan Bupati Bojonegoro saat itu. Sampai-sampai penulis dan siswa didatangi
oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara. Alhasil, besuknya tayang di surat kabar
harian Radar Bojonegoro yang sudah terkenal.
Dari sana, semua penasaran dengan
buku karya siswa tersebut. Sehingga Toko
Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku. Semua ingin membaca dan belajar menulis,
serta menerbitkan buku. Buku karya Ibu Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1
Baureno menjadi inspirasi bagi banyak
sekolah. Bukan hanya di Bojonegoro,
namun juga di Kabupaten lain. Sehingga
sering diwawancara wartawan berbagai media,
baik cetak maupun on line. Akhirnya
bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.
Pada
tahun 2015 ini, Ibu Emi Sudarwati ditugaskan untuk mengikuti lomba Inobel
tingkat nasional. Awalnya ada rasa tidak
percaya diri. Namun karena Bapak Edy Dwi
Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan
motivasi. Akhirnya beliau mengirimkan
karya inovasi, meskipun dengan setengah hati. Namun tidak disangka, ternyata dapat
panggilan sebagai finalis Inobelnas.
Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, penulis diundang ke Jakarta
untuk presentasi. Ternyata bukan hanya
presentasi, tetapi ada ujian tulis juga.
Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan. Meskipun belum mendapat juara, namun penulis
sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah
air. Selain itu, penulis juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti
sayembara di BBJT. PSJB adalah
kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa
Jawa Timur. Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu
pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru
bahasa berdedikasi. Puji sukur, penulis mendapat anugerah sebagai guru Bahasa
Jawa Berdedikasi. Hal ini disebabkan
karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa. Semua itu diharapkan
dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi. Dengan status baru ini, penulis merasa
memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di
manapun juga. Bukan hanya untuk siswa,
namun juga untuk sesama guru. Bukan
hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada
tahun 2016, Ibu Emi Sudarwati ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi
tingkat Kabupaten Bojonegoro. Sebenarnya
saat itu sudah untuk yang kedua kalinya.
Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis
ditugaskan lagi. Ternyata tidak sia-sia. Karena berhasil menduduki juara ke tiga
dari tiga puluhan peserta. Pada tahun yang sama, penulis kembali mengirimkan
karya Inobel. Kali ini bukan atas
inisiatif bapak kepala sekolah, tetapi
keinginan penulis sendiri. Karena
pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi. Kali ini bukan karya baru. Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan
sesuai yang diberikan oleh dewan juri.
Alhasil, mendapat juara 1 Inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga,
Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak
lama seusai lomba, penulis mendapat panggilan untuk Short Course di Negeri
Belanda. Belajar sistem pendidikan di
negri kaum penjajah yang super maju itu.
Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik,
yaitu Van Der Capellen dan lain-lain. Bukan hanya itu, semua peserta diajak
berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia. Sepulang
dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota
Bali. Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisata keliling kota terindah
di negeri ini. Kali ini, semua peserta
mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal. Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah
tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional. Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.
TAHUN
2017
Tidak
berhenti sampai di situ. Beberapa bulan
berikutnya, penulis diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Tidak
ingin melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara
tetangga, yaitu Singapura. Sehari di
kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura. Bukan aji
mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke
Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Kebetulan juga
bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan
belajar-mengajar di sekolah.
Paska
menyandang predikat juara I Inobelnas, penulis belum boleh lagi mengikuti lomba
yang sama. Tentu dalam waktu yang belum
bisa diprediksi. Oleh karena itu,
penulis tidak ingin kesepian. Lalu
mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu
buku. Penulis menyebutnya dengan istilah
Patungan Buku Inspiratif.
Bukan
hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun
dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi,
kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya. Dalam perkembangan
selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan. Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI
(Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).
TAHUN
2018
Ratusan
buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak
menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah. Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa undangan dari daerah-daerah lain
mulai berdatangan. Misalkan dari Kota
Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima
undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore. Sedang di
Bojonegoro sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru
(PBG). Setiap saat harus siap menerima
panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Juga sebagai juri dalam lomba-lomba
guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau
di PBG kecamatan.
Selain
di PBG, juga penulis juga aktif di PGRI.
Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku. Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih
inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. Menghimbau agar guru-guru lebih sering
mengirimkan hasil karya ke media. Jangan
berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.
Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah. Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena
penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat
diperlukan. Dengan terus-menerus
mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula. Dari proses
tersebut kita belajar. Belajar meminimalisir kekesalahan.
TAHUN
2019
Penulis
mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis berdua dengan suami. Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan
pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia. Selanjutnya, di tahun yang
sama. Penulis ingin menerbitkan 2 buku
tunggal dan beberapa buku patungan. Buku
tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan
umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke
dua adalah ini, Menulis dan menerbitkan
Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.
Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata. Adapun untuk patungan,
seperti biasa saja. Yaitu menulis
bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif. Juga menulis bersama penerbit Pustaka
Ilalang. Saat ini Ibu Emi Sudarwati konsentrasi mengelola TBM Kinanthi. Untuk
penerbitan buku, beliau kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra
Jawa, dan Praktek Mandiri).
CURRICULUM VITAE EMI SUDARWATI
EMI
SUDARWATI. Alumni Jurusan Bahasa Daerah
IKIP Negeri Surabaya tahun 1993 dan lulus tahun 1998. Mengajar di SMPN 1 Baureno ini sejak tahun
2005. Disamping aktif mengajar, juga
telah menulis dan menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra
Indonesia. Editor lebih dari 250 buku karya
siswa dan guru Indonesia.
Sebagai
PJ Budaya Lingkungan dan Pembiasaan Sekolah, aktf sebagai pembina majalah siswa
Bhakti sampai saat ini, Penggagas perpustakaan mini
di kelas IXF, dan mengupayakan pengembangan diri Teater Bhakti. Pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten
Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru Kabupaten
Bojonegoro.
Penulis
novel berjudul Ngilon (2014), Novel
Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018),
Petualangan Siswa Indigo (2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan
Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia
(2019). Bergabung dengan Persatuan
Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI). Pengelola TBM Kinathi ini juga pimpinan Grup
Patungan Buku Inspiratif, yang sudah menerbitkan hampir 400 buku ber isbn. Pada Tanggal 28 Oktober 2015, mendapat
penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif. Pada tahun yang sama, juga mendapat
penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional.
Pada
tahun 2016, sebagai juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro.
Pada tahun yang sama, juga sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat
Nasional, kategoro SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan
Bimbingan Konseling). Prestasi ini yang
mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda. Mempelajari sistem pendidikan yang ada di
Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di
Hollan dan Nederlands.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar