Menulis dengan Motif 3G
Resume
Kuliah Pertemuan kesembilan belas
Belajar
Menulis Gelombang 12
Pertemuan
19 : Senin, 13 Juli 2020
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Jumanto
Topik : Menulis dengan Motif 3G
Peresume : Dra. Arnita Budi Siswanti, M.Hum
Senin,
tanggal 13 Juli 2020 merupakan pertemuan ke-sembilan belas, kelas belajar
menulis online gelombang 12 bersama Om Jay. Pertemuan dibuka oleh Om Jay yang
mempersilahkan Ibu Sri Sugiastutik sebagai moderator dan nara sumber kita malam
ini adalah Bapak Drs. Jumanto, M.Pd. Beliau adalah Pengawas Sekolah
Kabuparen Rembang yang juga menjabat sebagai ketua PGRI Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah.
Bapak
Jumanto lahir di Sragen, pada tanggal 21 Januari tahun 1966. Beliau dapat
dihubungi melalui nomor telepon (0295) 6980952/ 081228479811 atau melalui surel: pgrirembang17@gmail.com.
Bapak
Jumanto mengawali rutinitas menulis dari menulis puisi. Menurut beliau menulis
puisi itu mudah. Setiap ada ide maka akan beliau tulis. Selingan dari menulis
puisi kadang menulis cerita pendek.
Tahun
2004, Bapak Jumanto ditantang oleh Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, guru beliau yang
sudah seperti orang tua sendiri, membimbing beliau menulis Buku Ajar. Prof.
Sarwiji Suwandi memberikan tantangan karena Bapak Jumanto selaku guru juga meneliti
buku-buku pelajaran yang dipakai di sekolah. Dengan bimbingan Prof. Sarwiji, Bapak
Jumanto dapat menyelesaikan 3 buku ajar untuk SMP dan 5 buku ajar untuk SMA.
Satu
bulan pertama, bapak Jumanto hanya menyelesaikan 1 buku ajar untuk kelas VII
SMP/ MTs. Buku ajar untuk kelas VIII
dapat diselesaikan selama 2 minggu. Selanjutnya beliau dapat menyusun naskah
buku untuk kelas IX dan untuk SMA rata-rata dalam waktu 2 minggu.
Buku-buku
tersebut dinilaikan ke Pusat Perbukuan. Proses selanjutnya beliau harus belajar
mengedit berdasarkan catatan-catatan dari tim penilai. Pendapatan beliau jauh lebih
besar dari pendapatan seorang guru PNS. Selain dari hasil menjual naskah buku,
juga mendapat uang dari editor. Setelah proses penilaian buku selesai dan buku
sudah mendapatkan SK penetapan, maka buku siap diterbitkan.
Tantangan
baru datang dari Bapak Direktur Penerbit SIC. Kata beliau, Bapak Jumanto cocok menekuni
bidang marketing. Pertanyaan beliau pada diri sendiri, bisakah menjalani bidang
marketing sambil menjalankan tugas sebagai guru PNS?
Pemerintah
meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis buku secara
indie maupun lewat penerbit dan lulus penilaian dibeli oleh pemerintah. Buku
tersebut diberi HET. Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut dengan harga
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di masa buku BSE tersebut, Bapak Jumanto
mendirikan usaha penerbitan untuk mengajukan izin mencetak BSE.
Pengalaman
Bapak Jumanto sebagai penulis, editor, marketing, manager, dilakukan sampai
sekarang. Di PGRI Jateng mendapat tugas sebagai Ketua Badan Penerbitan PGRI
Jateng dengan Penerbit PGRI Jateng Press.
PGRI Jateng Press siap membantu menerbitkan buku Bapak Ibu penulis pemula.
Menulilah,
menulis itu mudah, langsung menulis, dengan
menulis orang mendapat kenikmatan, langsung menulis tidak perlu dipikir terlalu
dalam. Kreativitas seseorang dalam menulis akan tetap membara dipengaruhi oleh
motif.
Menulis dengan Motif 3G
Apa
itu motif 3G? Menurut Bapak Jumanto, dalam filsafat jawa, 3G itu adalah Cari Jenang, Cari Jeneng dan Cari Seneng.
Setiap penulis memiliki motif yang berbeda-beda. Penulis pemula biasanya motifnya
adalah seneng. Seneng merupakan
tingkat terakhir, tertinggi karena dipengaruhi oleh religilitas seseorang, menulis
itu untuk mendapatkan kesenangan yang membuat hidup lebih bahagia. Apakah
dengan menulis orang akan menjadi kaya? Menulis yang bertujuan untuk mencari
kebahagiaan, untuk mendapatkan uang, adalah motif jenang. Sedangkan motif jeneng adalah tujuan seseorang dalam
menulis untuk mendapatkan mendapatkan kedudukan dalam karier, mendapatkan nama,
jeneng.
Menurut
Bapak Jumanto, kegiatan menulis itu harus dibiasakan, menulislah, menulis dan menulis.
Setelah kebiasaan menulis ini dilakukan dengan lancar, maka saatnya menulis dengan
arah yang khusus untuk tujuan tertentu, atau pembaca tertentu, misalnya untuk
anak TK, SD, SMP atau umum. Tulisan akan lebih baik jika mengikuti arah atau
selera calon pembaca, hal ini sudah diatur dalam UU no. 13 tahun 2017 tentang
perbukuan.
Kuliah
malam ini Bapak Jumanto fokus pada buku non pelajaran, supaya bisa menggali ide
apa yang ada di pikiran, maka inspirasi akan muncul. Bila ada ide ketika sedang
sibuk, tulislah dalam bentuk outline. Outline perlu dihadirkan supaya tulisan tidak
keluar dari rel, dan materi tidak diulang-ulang. Dari ide yang muncul dibuat
kerangka. Bapak Jumanto memberikan kesempatan bagi penulis pemula, jika akan
menerbitkan buku, bisa buku apa saja bisa diterbitkan di PGRI Jateng, akan diberikan
cover, dan ISBN.
Menurut
Bapak Jumanto, menulis buku pelajaran lebih mudah daripada menulis buku lain, karena
berdasarkan KI, KD dan diambil dari silabus. Setiap KI KD hrs dikembangkan, tujuan
pembelajaran, penugasan, dan evaluasinya seperti apa. Bisa dikembangkan sesuai dengan
kondisi di sekolah. Bila mau dinilaikan untuk kenaikan pangkat, ada ketentuan, minimal bisa dilihat untuk umur yang
disasar. Penerbit non pelajaran, yang tidak mengandung sara.
Bagaimana
cara menjadi penulis yang berhasil? Supaya menjadi penulis yang berhasil,
menulislah sesuai ke dunia kita. Agar bisa mengirim ke penerbit mayor, bisa
bikin sinopsis. Jika menulis cerpen, harus diawali dengan outline, supaya
sesuai dengan ide yang mau ditulis. Cerpen harus menarik. Lomba cerpen, karya
guru bagus-bagus. Dilihat paragraf awal yang menggigit, menarik supaya pembaca
tertarik untuk melanjutkan membaca. Ungkapan di paragraf awal menarik. Untuk
SMP cukup 40 halaman. Siapa tahu karya cerpen pemula bisa meledak.
PGRI
Jawa Tengah bisa membantu guru untuk menerbitkan karya yang belum pernah
diterbitkan. Mau dicetak di percetakan besar diperbolehkan. PGRI minta 5
eksemplar. Menerbitkan buku pemula, 20 ato 100 eksemplar. Tetapi di label
penerbitnya adalah PGRI Jateng Press.
Pada akhir
kuliah, Bapak Jumanto memberikan simpulan sebagai berikut:
Menulis Itu
Mudah
1. Menulislah menulis dan menulis.
2. Tulislah tema-tema yang ada di
sekeliling kita.
3. Jagalah motivasi kita dalam menulis agar
kita tetap bersemangat menulis.
4. Sebagai Guru banyak ide yang dapat
ditulis menjadi buku. Setiap KD dapat dikembangkan menjadi 1 buku pengayaan.
5. Buatlah outline agar tulisan terarah dan
konseptual, tulisan memiliki hubungan
timbal balik yang disajikan dengan baik. Outline memudahkan penulis menciptakan
klimaks yang berbeda-beda. Dengan outline akan menghindari penggarapan topik
lebih dari dua kali atau lebih dan outline memudahkan penulis mencari materi
pembantu.
6. Di saat menulis hindari niat untuk
mengoreksi atau mengedit. Tulis terus ide yang sedang membara.
7. Buku yang kita tulis sesuaikan dengan
masa perkembangan bahasa calon pembaca buku kita. Sesuaikan dengan jenjang buku
sesuai UU no 3 tahun 2017 tentang Perbukuan.
8. Di masa sekarang banyak materi yang
dapat kita kembangnya menjadi buku pengayaan terutama untuk membantu anak dalam
kegiatan pembelajaran jarak jauh.
9. Kendala kita dalam menulis adalah Malas.
Kita memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis tetapi kita malas menulis.
10. Untuk menjadi penulis bukan ditentukan
bakat. Menjadi penulis karena kemauan kita untuk menulis menulis dan menulis
akhirnya terampil menulis.
Demikianlah resume yang saya buat kali ini, semoga
bermanfaat. Masukan dan saran dari rekan-rekan sangat saya harapkan demi
perbaikan tulisan ini. Terima kasih. Salam Literasi.