Kamis, 23 Juli 2020

Menulis dengan Motif 3G


Menulis dengan Motif 3G

Resume Kuliah Pertemuan kesembilan belas


Belajar Menulis Gelombang 12
Pertemuan 19 : Senin, 13 Juli 2020
Waktu              : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri          : Jumanto
Topik                : Menulis dengan Motif 3G
Peresume        : Dra. Arnita Budi Siswanti, M.Hum
                          (arnita.znt@gmail.com)



Senin, tanggal 13 Juli 2020 merupakan pertemuan ke-sembilan belas, kelas belajar menulis online gelombang 12 bersama Om Jay. Pertemuan dibuka oleh Om Jay yang mempersilahkan Ibu Sri Sugiastutik sebagai moderator dan nara sumber kita malam ini adalah Bapak Drs. Jumanto, M.Pd. Beliau adalah Pengawas Sekolah Kabuparen Rembang yang juga menjabat sebagai ketua PGRI Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.



Bapak Jumanto lahir di Sragen, pada tanggal 21 Januari tahun 1966. Beliau dapat dihubungi melalui nomor telepon (0295) 6980952/ 081228479811 atau melalui surel:  pgrirembang17@gmail.com.

Bapak Jumanto mengawali rutinitas menulis dari menulis puisi. Menurut beliau menulis puisi itu mudah. Setiap ada ide maka akan beliau tulis. Selingan dari menulis puisi kadang menulis cerita pendek.

Tahun 2004, Bapak Jumanto ditantang oleh Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, guru beliau yang sudah seperti orang tua sendiri, membimbing beliau menulis Buku Ajar. Prof. Sarwiji Suwandi memberikan tantangan karena Bapak Jumanto selaku guru juga meneliti buku-buku pelajaran yang dipakai di sekolah. Dengan bimbingan Prof. Sarwiji, Bapak Jumanto dapat menyelesaikan 3 buku ajar untuk SMP dan 5 buku ajar untuk SMA.

Satu bulan pertama, bapak Jumanto hanya menyelesaikan 1 buku ajar untuk kelas VII SMP/ MTs. Buku ajar untuk  kelas VIII dapat diselesaikan selama 2 minggu. Selanjutnya beliau dapat menyusun naskah buku untuk kelas IX dan untuk SMA rata-rata dalam waktu 2 minggu.

Buku-buku tersebut dinilaikan ke Pusat Perbukuan. Proses selanjutnya beliau harus belajar mengedit berdasarkan catatan-catatan dari tim penilai. Pendapatan beliau jauh lebih besar dari pendapatan seorang guru PNS. Selain dari hasil menjual naskah buku, juga mendapat uang dari editor. Setelah proses penilaian buku selesai dan buku sudah mendapatkan SK penetapan, maka buku siap diterbitkan.

Tantangan baru datang dari Bapak Direktur Penerbit SIC. Kata beliau, Bapak Jumanto cocok menekuni bidang marketing. Pertanyaan beliau pada diri sendiri, bisakah menjalani bidang marketing sambil menjalankan tugas sebagai guru PNS?

Pemerintah meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis buku secara indie maupun lewat penerbit dan lulus penilaian dibeli oleh pemerintah. Buku tersebut diberi HET. Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di masa buku BSE tersebut, Bapak Jumanto mendirikan usaha penerbitan untuk mengajukan izin mencetak BSE.

Pengalaman Bapak Jumanto sebagai penulis, editor, marketing, manager, dilakukan sampai sekarang. Di PGRI Jateng mendapat tugas sebagai Ketua Badan Penerbitan PGRI Jateng dengan Penerbit PGRI Jateng Press. PGRI Jateng Press siap membantu menerbitkan buku Bapak Ibu penulis pemula.

Menulilah, menulis  itu mudah, langsung menulis, dengan menulis orang mendapat kenikmatan, langsung menulis tidak perlu dipikir terlalu dalam. Kreativitas seseorang dalam menulis akan tetap membara dipengaruhi oleh motif.

Menulis dengan Motif 3G

Apa itu motif 3G? Menurut Bapak Jumanto, dalam filsafat jawa, 3G itu adalah Cari Jenang, Cari Jeneng dan Cari Seneng. Setiap penulis memiliki motif yang berbeda-beda. Penulis pemula biasanya motifnya adalah seneng. Seneng merupakan tingkat terakhir, tertinggi karena dipengaruhi oleh religilitas seseorang, menulis itu untuk mendapatkan kesenangan yang membuat hidup lebih bahagia. Apakah dengan menulis orang akan menjadi kaya? Menulis yang bertujuan untuk mencari kebahagiaan, untuk mendapatkan uang, adalah motif jenang. Sedangkan motif jeneng adalah tujuan seseorang dalam menulis untuk mendapatkan mendapatkan kedudukan dalam karier, mendapatkan nama, jeneng.

Menurut Bapak Jumanto, kegiatan menulis itu harus dibiasakan, menulislah, menulis dan menulis. Setelah kebiasaan menulis ini dilakukan dengan lancar, maka saatnya menulis dengan arah yang khusus untuk tujuan tertentu, atau pembaca tertentu, misalnya untuk anak TK, SD, SMP atau umum. Tulisan akan lebih baik jika mengikuti arah atau selera calon pembaca, hal ini sudah diatur dalam UU no. 13 tahun 2017 tentang perbukuan.

Kuliah malam ini Bapak Jumanto fokus pada buku non pelajaran, supaya bisa menggali ide apa yang ada di pikiran, maka inspirasi akan muncul. Bila ada ide ketika sedang sibuk, tulislah dalam bentuk outline. Outline perlu dihadirkan supaya tulisan tidak keluar dari rel, dan materi tidak diulang-ulang. Dari ide yang muncul dibuat kerangka. Bapak Jumanto memberikan kesempatan bagi penulis pemula, jika akan menerbitkan buku, bisa buku apa saja bisa diterbitkan di PGRI Jateng, akan diberikan cover, dan ISBN.

Menurut Bapak Jumanto, menulis buku pelajaran lebih mudah daripada menulis buku lain, karena berdasarkan KI, KD dan diambil dari silabus. Setiap KI KD hrs dikembangkan, tujuan pembelajaran, penugasan, dan evaluasinya seperti apa. Bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi di sekolah. Bila mau dinilaikan untuk kenaikan pangkat, ada  ketentuan, minimal bisa dilihat untuk umur yang disasar. Penerbit non pelajaran, yang tidak mengandung sara.

Bagaimana cara menjadi penulis yang berhasil? Supaya menjadi penulis yang berhasil, menulislah sesuai ke dunia kita. Agar bisa mengirim ke penerbit mayor, bisa bikin sinopsis. Jika menulis cerpen, harus diawali dengan outline, supaya sesuai dengan ide yang mau ditulis. Cerpen harus menarik. Lomba cerpen, karya guru bagus-bagus. Dilihat paragraf awal yang menggigit, menarik supaya pembaca tertarik untuk melanjutkan membaca. Ungkapan di paragraf awal menarik. Untuk SMP cukup 40 halaman. Siapa tahu karya cerpen pemula bisa meledak.

PGRI Jawa Tengah bisa membantu guru untuk menerbitkan karya yang belum pernah diterbitkan. Mau dicetak di percetakan besar diperbolehkan. PGRI minta 5 eksemplar. Menerbitkan buku pemula, 20 ato 100 eksemplar. Tetapi di label penerbitnya adalah PGRI Jateng Press.

Pada akhir kuliah, Bapak Jumanto memberikan simpulan sebagai berikut:
Menulis Itu Mudah
1.     Menulislah menulis dan menulis.
2.     Tulislah tema-tema yang ada di sekeliling kita.
3.     Jagalah motivasi kita dalam menulis agar kita tetap bersemangat menulis.
4. Sebagai Guru banyak ide yang dapat ditulis menjadi buku. Setiap KD dapat dikembangkan menjadi 1 buku pengayaan.
5.   Buatlah outline agar tulisan terarah dan konseptual,  tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik. Outline memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Dengan outline akan menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih dan outline memudahkan penulis mencari materi pembantu.
6.  Di saat menulis hindari niat untuk mengoreksi atau mengedit. Tulis terus ide yang sedang membara.
7.     Buku yang kita tulis sesuaikan dengan masa perkembangan bahasa calon pembaca buku kita. Sesuaikan dengan jenjang buku sesuai UU no 3 tahun 2017 tentang Perbukuan.
8. Di masa sekarang banyak materi yang dapat kita kembangnya menjadi buku pengayaan terutama untuk membantu anak dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.
9. Kendala kita dalam menulis adalah Malas. Kita memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis tetapi kita malas menulis.
10. Untuk menjadi penulis bukan ditentukan bakat. Menjadi penulis karena kemauan kita untuk menulis menulis dan menulis akhirnya terampil menulis.

Demikianlah resume yang saya buat kali ini, semoga bermanfaat. Masukan dan saran dari rekan-rekan sangat saya harapkan demi perbaikan tulisan ini. Terima kasih. Salam Literasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Buku Bersama Bu Iin

  Narasumber                : Dra. Musiin, M.Pd. Moderator                   : Bu Kanjeng Penulis Resume          : Arnita Budi Siswanti “...