Senin, 15 Juni 2020

Mengajarkan Guru Menulis


Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku

Resume Kuliah Pertemuan kelima


Belajar Menulis Gelombang 12
Pertemuan 5   : Rabu, 10 Juni 2020
Waktu              : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri          : Bpk. Agung Pardini
Topik                : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Peresume        : Dra. Arnita Budi Siswanti, M.Hum
                          (arnita.znt@gmail.com)

Rabu, tanggal 10 Juni 2020 merupakan pertemuan kelima, kelas belajar menulis online gelombang 12 bersama Om Jay. Om Jay mengawali pertemuan dengan membagikan video memperkenalkan profil seorang pemateri yang luar biasa dengan segudang prestasi dan sangat inspiratif. Beliau adalah Bapak Agung Pardini, seorang  pembicara nasional, Master Teacher Sekolah Guru Indonesia dan saat ini menjabat sebagai GM sekolah kepemimpinan bangsa.


Kecintaan Pak Agung terhadap kisah-kisah kepahlawan, mengantarkannya menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini, kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Program-program tersebut antara lain:
1. Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Donatur: JICA), 2008-2010
2. Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-
    2012
3. Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010
4. Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009
5. Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013
6. Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013
7. Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013
8. Pengiriman Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T, 2014-2015
9. Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB,  2014-2020
10.   Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013
11.   Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019
12.  Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam 
        bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018
13.   Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan
       Transformasi Kelas a Ajar, 2018-2020 hingga 30 provinsi.
Itulah kegiatan-kegiatan Bapak Agung Pardini yang sangat banyak pengalamannya dalam usaha kemajuan pendidikan dan guru-guru di Indonesia.

Seperti biasa kelas dibagi dua sesi yaitu pemaparan materi dan tanya jawab, namun pada pertemuan kali ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini bu Fatimah sebagi moderator tidak langsung memimpin kelas, melainkan kelas dipandu oleh bu Aam yang mneruskan materi dari kelas sebelah yaitu kelas 8, namun kondisi kelas tetap kondusif dari awal hingga akhir.

Pada kuliah kali ini, Guru Agung memulai pembicaraan dengan urusan kepenulisan dan penerbitan buku dari perspektif yang berbeda dalam bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Guru Agung biasa mengajak para guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya, meskipun banyak tantangan dan keterbatasan kondisi geografis danbudaya di sana, namun tidak menyurutkan semangat Guru Agung dan guru-guru. Karena setiap permasalahan pasti ada solusinya, solusi yang diberikan salah satunya adalah dengan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih satu tahun. Tentu saja tugas ini bukan hal yang mudah, butuh kesabaran dari para relawan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa diberikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, Jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Terkait dengan percetakan dibiayai oleh Dompet Dhuafa. Buku-bukunya tidak diperjualbelikan, namun dibagikan secara gratis kepada guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika pada era-era awal, sehingga setiap program yang dikerjakan untuk pembelajaran guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Contoh buku-buku yang diterbitkan berupa kumpulan tulisan para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, ada juga buku-buku kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru didaerah pelosok dan buku kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien yang rencana awalnya akan disusun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.

Berikut ini adalah contoh-contoh  buku karya guru:


Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni tulisan yang diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.


Berkaitan dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan, namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Mereka mempunyai genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.
Berikut ini adalah contohnya:


Dua buku yang bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan.


Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas. Akhirnya nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award. Hampir semua buku-buku yang diterbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru mereka menulis?
Mereka punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi. Kegiatan mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group belajar menulis online.

Melalui jurnal ini, mereka para pengelola dan dosen jadi mengetahui tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati, macam-macam ceritanya.

Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca. Kalau tidak banyak membaca, ya tidak bakal bisa menulis. Ini melatih kepekaan literasi mereka. Mereka mengadakan acara bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel. Nah, yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Tidak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.

Guru Agung dan teman-temannya sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri. Guru Agung memberikan tambahkan tentang beberapa contoh buku lain yang pernah diterbitkan.


Di bawah ini adalah buku yang ditulis Guru Agung bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien. Kebetulan beliau juga konsultan sekolah di Dompet Dhuafa. Rencana awalnya ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah. 


Buku ini isinya tentang tips praktis pengelolaan sekolah berwawasan lingkungan atau adiwiyata. Kebetulan Dompet Dhuafa pernah memiliki proyek sosial untuk membuat sekolah adiwiyata. 

Dari pemaparan yang disampaikan oleh Guru Agung pada pertemuan kelima, dapat disimpulkan bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan bukan pekerjaan yang mudah, harus banyak membaca dan bersabar, mencoba menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Untuk mencari ide, kita butuh teman diskusi, teman nongkrong yang setia, dan komunitas. Menulis adalah melatih ketajaman pikiran dan memperluas budi pekerti, menulislah, maka engkau “ada”.

Demikianlah resume yang saya buat kali ini, semoga bermanfaat. Masukan dan saran dari rekan-rekan sangat saya harapkan demi perbaikan tulisan ini. Terima kasih. Salam Literasi.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Buku Bersama Bu Iin

  Narasumber                : Dra. Musiin, M.Pd. Moderator                   : Bu Kanjeng Penulis Resume          : Arnita Budi Siswanti “...